Akhirnya kiriman dari mas Andree Hardyaman dah sampai. Minggu ini kebetulan saya lagi punya waktu luang dan saya menyempatkan membaca komik Bramara 1-2, Braga dan Saboteur. Yang paling saya suka dari semua komik ini adalah komik Saboteur yaitu komik hasil kolaborasi Andree Hardyaman, Akhmad D'Arifin dan Edwin Te.
Membaca komik ini terasa seperti permen Nano Nano yang rasanya campur aduk di mana cerita dan gambarnya adalah hasil kesepakatan dari ketiga kreator komik tsb. Seperti yang sering saya singgung dalam postingan saya sebelumnya akan pentingnya kolaborasi dalam komik maka komik ini benar-benar membuka mata saya akan begitu dahsyatnya efek dari kolaborasi. Yang jelas dari segi gambar jadi lebih cakeeeep dan cerita juga jadi lebih bagus lagi. Saya tidak akan membahas panjang lebar dari segi gambar karena menurut saya gambar dan warnanya sudah mencapai 99% alias nyaris sempurna.
Dari segi cerita saya lihat cukup matang, seru dan juga kocak. Matang di sini karena gabungan keahlian dan kepribadian dari ketiga jagoannya yang saling bahu membahu menjadi satu kekuatan tim yang sangat solid seperti DC JLA atau Marvel Avenger versi Indonesia. Braga yang bertipe pendobrak dibantu oleh Sibiru yang bertipe pendukung dipandu oleh taktik jitu dari Cakram. Hal ini menjadikan tim ini adalah salah satu kekuatan terkuat yang mesti disegani dan ditakuti baik oleh kawan maupun oleh lawan. Ceritanya sendiri berkisah seputar usaha para jagoan dalam mengawal dan menjaga pabrik vaksin Covid-19 dari aksi teror kelompok pengacau bernama Paok. Humornya juga sangat kentara dan sangat saya suka seperti Braga yang tipe emosional suka memaki Sibiru dengan bahasa Sunda (supaya Sibiru tidak paham artinya) dengan sebutan Anying Anying Anying. Sibiru yang tipe sok kenal sok dekat yang suka memplesetkan nama Braga dengan Broga (dari kata Bro) yang jelas makin membuat Braga kesal. Adapun Cakram lebih berperan sebagai pemimpin dalam mengatur strategi di mana di akhir cerita berkat taktik dan strateginya berhasil menggagalkan usaha Silon (Siluman Bunglon) dalam upaya meledakkan pabrik Vaksin Covid-19.
Untuk komik ini saya benar-benar angkat topi untuk para kreatornya. Bagi teman-teman yang belum baca saya sangat merekomendasikan untuk membacanya. Semoga akan ada semakin banyak komik yang seperti ini supaya komik kita bisa berjaya di negeri sendiri.
Akhirnya setelah sekian lama baru bisa mendapatkan edisi langka ini dari salah satu teman di medsos dengan harga yang cukup mahal tapi puas sih karena cerita dan gambar dari maestro komik seperti Teguh Santosa memang benar-benar maut. Ini komik merupakan salah satu komik yang diprakarsai oleh Sate Senayan selain komik Ramayana. Lagi-lagi LAW OF ATTRACTION berlaku. Thx GOD.
