Libur 2 hari ini, saya menyempatkan diri untuk membaca komik Cakram karya mas Akhmad D'Arifin yang berjudul Teror Checklist edisi khusus, Lingkaran Setan 1 dan 2. Kesan pertama, wow kereeeen sekali ceritanya. Untuk gambar menurutku jika diibaratkan dengan kecantikan perempuan maka gambarnya boleh dikatakan manis yaitu wajahnya biasa namun semakin dipandang semakin manis saja. Wkwkwkwk. Komik ini benar-benar membuatku kagum dan takjub karena pembangunan dunianya (world building) benar-benar pas dan bagus. Ku rasa kualitas komik ini bisa disejajarkan dengan komik Buron bedanya Buron menang di sisi gambar sedangkan komik ini menang di sisi cerita.
Ceritanya tentang seorang pemuda jenius yang menguasai bela diri bernama Ardan Mustofa yang jika mengenakan topeng dan kostum oranye maka menyebut dirinya dengan sebutan Cakram (btw cakram memang salah satu senjata utamanya). Lokasi ceritanya di kota Semarang dengan plot cerita yang sangat dekat dengan kita (kehidupan sehari-hari kita). Di kisah pertama (Teror Checklist) dikisahkan adanya seorang pembunuh berantai bernama Checklist yang melakukan serangkaian pembunuhan di kota Semarang atas pesanan orang. Kisah berikutnya (Lingkaran Setan) menunjukkan bahwa pembunuhan masih berlanjut dan semakin massif saja serta membuka tabir misteri bahwa rupanya kisah pertama didalangi oleh seorang master mind bernama Balak Enam. Yang menarik dari kisah ini adalah adanya cross over Cakram dengan jagoan wanita lainnya yaitu Balqis dan Trisula (di kisah pertama) dan Balqis (di kisah kedua). Ini membuat ceritanya lebih menarik dan masuk akal karena ditunjukkan bahwa Cakram tidak sendirian dalam menghadapi kelompok musuh. Selain itu Cakram juga dibantu oleh Kolonel Aditya dari pihak kepolisian yang juga jago berantem. Yang saya suka dari komik ini adalah jagoannya tidak hanya mengandalkan kemampuan bertarung namun juga mengandalkan kecerdasannya untuk mengalahkan musuhnya dan jagoannya juga ahli teknologi. Selain itu jagoannya digambarkan sangat manusiawi yang juga dihantui oleh tragedi masa lalu (tragedi Pesantren Al Mustofa) yang membuat dirinya dibenci oleh warga kota Semarang dan meski dibenci sang jagoan tetap dengan tulus berusaha melindungi kotanya.
Bincang-bincang singkat saya dengan komikusnya via chat mendapatkan bocoran bahwa komik Cakram rupanya terinspirasi dari komik Batman. Hanya saja kota Semarang tidak digambarkan sekelam Gotham. Musuh-musuh di cakram juga digambarkan sama kuat dan cerdasnya dengan Cakram seperti Checklist yang dengan trik psikologi berusaha mempengaruhi Cakram untuk tidak melindungi kota Semarang dan sang master mind Balak Enam yang membuat pihak kepolisian dan Cakram kesulitan menghadapi kroni-kroninya dan motif perbuatannya. Ini mengingatkanku pada tokoh Joker dengan quotenya "Why so serious?" dan trik psikologinya. Plot ceritanya juga sangat dekat dengan kita karena membahas seputar kecurangan pilkada. Saya salut dan angkat jempol dengan komikusnya yang rangkap gambar dan cerita namun bisa membuat cerita sebagus dan semenarik ini.
Yang terakhir saya sangat merekomendasikan komik ini untuk dibaca oleh teman-teman semuanya karena dijamin tidak bakal bosan. Oh ya membaca komik ini serasa menonton film Batman dari Christopher Nolan jadi ya jika filmnya aja bagus tentunya komik ini juga bagus bukan? Ku rasa kita perlu banyak komikus yang membuat cerita seperti Cakram dan ku rasa cerita seperti ini yang bakal menjembatani generasi tua dan generasi muda.
No comments:
Post a Comment