





Akhirnya baru sempat baca komik lokal berjudul Jerat Bebas karya bro Edwin Te (gambar) dan mas Akhmad D'Arifin (cerita).
Ceritanya menurut saya sangat unik dan menarik. Ruslan, seorang ahli virologi yang talentanya ditelantarkan oleh pejabat korup demi keuntungan para pejabat korup. Lalu dia membuat virus yang menargetkan para pejabat korup tsb dan menyebarkan lewat udara di pertemuan para pejabat korup tsb. Dia tau bahwa kota Paskal dilindungi oleh jagoan super bernama Suprimus makanya dia merekrut Red Line dan Tonggeng untuk menahan Suprimus selama 15 menit untuk memberi waktu virusnya menyebar. Suprimus akhirnya berhasil menyelamatkan para pejabat korup ini dengan mengorbankan dirinya (menghirup semua virus ke dalam paru-parunya) dan masuk rumah sakit selama setahun lebih. Ruslan akhirnya dijatuhi hukaman mati. Di tempat lain, Tonggeng merasa belum menyelesaikan tugasnya (membunuh para pejabat korup) dan mengajak Red Line bekerja sama membunuh ke-15 pejabat korup tsb tanpa kesulitan apapun karena Suprimus masih menyembuhkan diri di rumah sakit. Kematian ke-15 pejabat korup tsb membuat terjadi pergantian besar-besaran di pemerintah kota Paskal. Anggaran dana yang biasanya dikorupsi oleh pejabat lama yang korup sekarang digunakan dengan sebaik-baiknya oleh pejabat baru demi kepentingan masyarakat banyak. Hal tersebut membuat kota Paskal bertambah maju dan mendapatkan banyak penghargaan. Namun Suprimus tidak tinggal diam akan kasus pembunuhan pejabat korup tsb dan bersikeras untuk menangkap dan menghukum pelaku pembunuhan (Tonggeng dan Red Line)...
Membaca komik ini membuat saya merenung... Membunuh itu salah namun jika membunuh orang tsb (koruptor) bisa menjadikan kota lebih baik dan sejahtera apakah salah? Suprimus yang terlalu saklek dengan konsep kejahatan yaitu pembunuh harus ditangkap namun koruptor kok dibiarkan? Bisa jadi Suprimus tupoksi (tugas pokok dan fungsi) tidak di bagian pemberantasan korupsi (jadi dia tidak peduli). Selain itu menurutku dampak dari korupsi itu jauh lebih besar ketimbang pembunuhan. Membaca komik ini malah membuatku berpikir bahwa pahlawan sebenarnya adalah para villain (Ruslan, Tonggeng dan Red Line) karena mereka mampu menjadikan kota lebih baik dan sejahtera. Baru kali ini saya jadi kurang respek dengan protagonisnya (Suprimus) karena terlalu naif akan konsep benar dan salah. Cerita komik ini membuatku merasa bahwa komik ini adalah cerminan dari negara kita (yang sedang tidak baik-baik saja). Akhir kata, very recommended nih komik meski tidak ada plot twist namun alur cerita yang sederhana dan to the point kadang-kadang menurutku worth it juga untuk dibaca...